Remaja adalah masa manusia yang berumur belasan tahun. Pada masa itu (remaja) manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa perpindahan manusia dari fase anak-anak menuju dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa masa awal pubertas sampai tiba masa kematangan, mulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia 12 tahun pada perempuan. Menurut klasifikasi World Health Organization (WHO) tentang batas usia remaja ialah usia 10 tahun hingga 19 tahun.

Hurlock (2002), salah satu pakar psikologi perkembangan menjelaskan bahwa masa remaja diawali saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat anak mencapai usia dewasa secara hukum. Masa itulah yang mendapat banyak perhatian karena watak atau ciri khasnya dan partisipasinya yang membuat keputusan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Oleh karena itu, masa remaja merupakan masa yang penuh dengan energi, rasa ingin tahu, mampu mengungkapkan gagasan dan perasaan, dan mencari jati diri.

Ketika anak sudah mencapai masa remaja, mereka akan terlihat sangat antusiasme dan akan menghadapi banyak masalah. Masalah-masalah itulah yang menjadikan mereka berkembang dan tumbuh menjadi remaja yang kuat atau remaja yang hanyut ke dalam kenikmatan dunia yang banyak menjerumuskan ke dalam jurang yang kelam. Lalu permasalahan apa saja yang ada dalam kehidupan para remaja? Bisakah mereka menghadapi dan melewatinya dengan sabar dan kuat tanpa ada kata menyerah?

Pertama, Penampilan Fisik dan Media Sosial

Zaman sekarang remaja cenderung sangat khawatir apabila penampilan fisik atau gaya berpakaian mereka tidak diterima di satu kelompok atau pun teman-temannya. Padahal standar penampilan tidak tercantum, tapi mereka khawatir dan merasakan itu. Sehingga mereka terlalu fokus pada penampilan fisik. Salah satu cara menunjukkan gaya di akun sosial media. Masalah tersebut ada pengaruhnya dari pubertas yang dirasakan remaja. Tentunya perubahan emosi dan fisik tidak bisa dihindari oleh mereka karena sedang masanya fokus pada penampilan fisik. Namun hal itu akan menjadi masalah apabila kekhawatiran akan penampilan fisik dan pengaruh media sosial itu menjadi beban bagi para remaja.

Dalam sebuah penelitian oleh seorang psikolog anak dan remaja bahwa salah satu pengaruh media sosial bagi para remaja. Dijelaskan bahwa remaja sering merasa cemas ketika orang lain mendapat foto mereka yang dipost di media sosial dan foto itu tidak menarik. Selain itu mereka juga merasa khawatir apabila foto selfie mereka tidak memiliki jumlah like yang lebih sedikit dari sebelumnya. Begitu jelas bahwa permasalahan remaja tentang penampilan fisik dapat berbahaya. Maka pentingnya untuk memperhatikan dan membimbing remaja agar mereka tidak mendapat tekanan. Karena faktor dari permasalahan ini ialah cinta dan tekanan dari teman seusianya.

Kedua, Hubungan Asmara Remaja

Saat anak-anak menuju masa remaja akan terjadi perubahan hormon secara tiba-tiba. Dalam hal ini perubahan hormon membuat para remaja memiliki beberapa masalah, salah satunya ialah asmara atau percintaan. Hal tersebut wajar saja dirasakan oleh para remaja, tetapi dapat menyebabkan perubahan tingkah laku dan pola pikir yang rumit. Pada fase ini remaja merasa ketertarikan pada lawan jenis. Sehingga mengakibatkan seorang remaja melihat dan memikirkan dirinya telah menjadi orang yang menarik atau tidak.

Seorang remaja relatif akan lebih mengutamakan pada penampilan agar orang yang disukai akan tertarik padanya. Rasa cemas akan terus terpicu dalam diri remaja atas penampilan dirinya di hadapan orang yang disukai. Sehingga mengakibatkan para remaja berlebihan, tidak percaya diri, minder saat berinteraksi dengan teman-temannya dan lupa untuk meningkatkan kualitas diri dalam hal ilmu pengetahuan.

Ketiga, Tekanan dari Teman Sebaya

Tekanan dari teman sebaya sudah pasti akan menjadi sebuah permasalahan yang sering terjadi di lingkungan mereka. Hubungan pertemanan pada remaja tampak rumit. Bahkan dalam pertemanan adanya masalah-masalah sederhana tapi terasa berat. Khususnya perempuan. Para perempuan memiliki kebiasaan selalu membandingkan penampilan dan bentuk tubuh mereka. Sering kali adanya perdebatan dan komentar tentang kondisi kulit, warna kulit, putih atau hitam, bentuk tubuh, kurus, gemuk atau tinggi dan pendek. Hal itu dapat menjadi masalah yang rumit karena komentar buruk dan judgement negatif terhadap penampilan fisik atau pun non fisik serta dapat melukai perasaan remaja yang masih emosional atau susah dalam mengontrol amarah.

Keempat, Masalah Pendidikan

Masa remaja ialah masa mereka dalam meningkatkan kualitas diri dan menambah ilmu pengetahuan serta belajar dengan sungguh agar dapat mendapat nilai tertinggi dan prestasi yang membanggakan. Pada masa remaja terdapat masalah pendidikan yang cukup serius ketika mereka merasa cemas dan khawatir dalam menunjukkan eksistensi diri.

Namun hal yang perlu diingat oleh orang tua ialah tidak memaksa seorang anak untuk menjadi seorang yang dinginkan tanpa mengetahui bakat dan keinginan sang anak. Karena hal itu dapat menjadi tekanan besar yang dirasakan oleh anak remaja serta mengakibatkan mereka ditimpa rasa stres dan depresi jika tidak didampingi dan diarahkan oleh orang tua atau orang dewasa lainnya.

Masalah pendidikan juga beban pikiran yang dirasakan oleh remaja. Hal itu disebabkan oleh ketatnya persaingan antar remaja dalam dunia pendidikan. Nah, persaingan antara remaja yakni dari segi nilai. Apabila mendapatkan nilai yang rendah maka dianggap orang yang tidak berkualitas atau kurang berbakat. Padahal, nilai bukanlah satu-satunya yang menjadi tolak ukur dalam menentukan kualitas diri dan bakat seseorang.

Kelima, Penindasan atau Bullying

Banyaknya penindasan atau bullying yang terjadi antar teman sebaya yang menjadi masalah yang cukup serius. Penindasan adalah masalah remaja yang mengusik kehidupan dan kefokusan remaja dalam menempuh pendidikan. Akhirnya akan memberikan dampak yang berat pada remaja yaitu perubahan kepribadian sang anak dan perilakunya. Masalah tersebut tidak boleh hanya dianggap sepele, tapi harus ditangani dengan cepat agar tidak banyak yang menjadi korban dari tindakan bullying tersebut.

Mirisnya negara ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami angka kejadian bullying atau penindasan yang cukup tinggi di kalangan remaja. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, Jasra Putra, menyatakan bahwa kejadian tentang kekerasan atau penindasan telah tercatat dalam waktu 9 tahun, mulai dari 2011 hingga 2019 terdapat 37.381 laporan kekerasan terhadap anak. Sedangkan data dalam kasus bullying yang terjadi di pendidikan maupun sosial media mencapai 2.473 laporan dan terus meningkat.

Berikut permasalahan yang terjadi pada anak remaja. Hal tersebut dapat diatasi dan dihindari dengan dukungan dan bantuan dari orang tua, kerabat, dan terutama ialah diri sendiri. Jika mendapatkan dan merasakan masalah-masalah tersebut maka segera untuk melapor atau menceritakannya kepada orang tua atau orang kepercayaan masing-masing, agar dapat menemukan jalan keluar yang benar. Peran terbesar yang paling mampu mengatasi masalah ialah ada dalam diri kita sendiri. Jadilah orang yang kuat, memiliki percaya diri yang tinggi dan mampu menghargai diri sendiri. Jangan mendengarkan perkataan orang lain yang ingin menjatuhkan mu, jadikanlah perkataan mereka itu sebagai bumbu untuk penyemangat dirimu agar menjadi lebih baik lagi.

Tidak ada orang yang lebih memahami dan menyayangi dirimu selain dirimu sendiri. Yakin lah bahwa kamu orang yang spesial, bangunlah di kala jatuh dan yakin lah adanya masalah itu sebagai pembentukan jati dirimu yang sesungguhnya.