Menjadikan santri millennial menjadi santri canggih
Banyak cara
yang bisa digunakan untuk menjadikan santri millennial untuk menjadi santri
canggih. Salah satunya dengan cara membekali santri millennial dengan
perkembangan teknologi yang sudah maju dan menyadarkan santri bahwa
perkembangan teknologi yang dapat memudahkan santri dalam berkomunikasi dan
mencari informasi. Kemeterian agama (Kemenag) telah membuat aplikasi telpon genggam
yang bernama Isantri, yang mana aplikasi tersebut sebagai sarana yang dapat
memberi informasi kepada santri dalam membantu akselerasi proses belajar.
Dalam aplikasi
isantri tersebut dirancang sebagai perpustakaan digital, yang mana santri bisa
mencari, meminjam dan membaca buku serta kitab melalui aplikasi tersebut. Bukan
hanya santri, bahkan masyarakat awam pun bisa menggunakan aplikasi isantri
tersebut. Dengan demikian santri dapat dengan mudah mencari, meminjam dan
membaca kitab dengan cara yang lebih praktis tanpa perlu pergi ke perpustakaan
pondok, sekolah dan perguruan tinggi. Dengan adanya aplikasi tersebut dapat
membuat santri paham mengenai ilmu teknologi dan digitalisasi di zaman modern
ini dan tidak lagi menjadikan santri bodoh serta kudet akan ilmu-ilmu
teknologi.
Santri juga
harus lebih canggih, tidak hanya paham ilmu agama dan membaca Qur’an saja.
Tetapi, santri harus bisa peka dengan situasi kekeinian dan kondisi tatanan
masyarakat dan keadaan yang berkembang dari segi ilmu pengetahuan seperti, ilmu
teknologi, ilmu politik, ilmu social, ilmu ekonomi, budaya, ilmu bisnis dan
ilmu perternakan. Sehingga santri dapat memberikan solusi keagamaan untuk
setiap problematika kebangsaan dan kenegaraan yang terjadi di Negara ini.
Salah dua cara
menjadi santri canggih yaitu dengan mengembangkan kemampuan menulis artikel,
agar tidak hanya menjadi santri yang paham ilmu agama. Tetapi bisa menjadi
santri yang alim dan penulis yang handal. Disamping menjadi santri, kita bisa
juga menjadi penulis dengan menuliskan berbagai masalah yang di lingkungan
pondok maupun luar pondok. Dengan menulis juga dapat menambah keinginan santri
untuk membaca dan melatih kemampuan santri dalam memberikan pendapat mengenai
problematika yang ada di Negara ini. Dengan menulis, juga dapat melekatkan ilmu
yang telah dibaca dan ditulis.
Janganlah
menjadi santri yang hanya paham akan ilmu agama, mahir dalam membaca Al-Qur’an
dan rejin beribadah. Tetapi, jadilah santri yang canggih, yang bisa melakukan
segala pekerjaan. Seperti, mahir dalam ilmu teknologi, ilmu umum lainnya, bisa
menulis, berternak dan bercocok tanam. Karena, santri juga merupakan penerus
bangsa ini, jika santri hanya paham akan ilmu agama dan tidak paham ilmu – ilmu
lainnya. Maka, siapa lagi yang akan mengajarkan calon penerus setelahnya.
Jadilah santri
yang canggih, yang mahir akan ilmu agama dan ilmu umum. Serta seimbangkanlah
segala pekerjaan dunia dan akhirat, agar tidak terjerumus ke dalam kebohongan
serta kelicikan yang ada di Dunia dan agar bisa terselamatkan dari azab yang
ada di Akhirat kelak.
0 Komentar